Budaya jawa di jaman sekarang mungkin tlah banyak terlupakan. Mungkin tlah berubahnya peradapan di muka bumi ini yang semakin modern dan masuknya budaya barat, dan majunya tehnologi n informasi. Dimana masyarakat , khususnya masyarakat perkotaan kadang sudah ada yang melupakan Budaya Jawa peninggalan leluhur.
Banyak sekali Budaya² Jawa yang ada, diantaranya adalah "Tedak Siten ( tedak Siti), yaitu Tedak artinya Menapakkan Kaki dan Siten atau Siti yang berarti Tana, sehingga
biasa orang Jawa menyebutnya "Mudun Lemah". Tradisi Tedak Siten atau Mudun Lemah dilakukan saat seorang anak berusia 7 lapan yaitu saat berusia 7 sanpai menginjak bulan ke delapan. Karena pada usia ini anak mulai menapakkan kakinya pertama kali di tanah yaitu dengan belajar duduk dan belajar berjalan.
Alat² yang diperlukan dalam Prosesi "Tedak Siten" adalah sebagai berikut:
Tangga Tebu dan injak - an Pasir
Tumpeng beserta sayur urap dan ayam
Budaya Tedak Siten (Mudun Lemah), prosesinya adalah sebagai berikut :
1. Acara Tedak Siten ini di mulai dengan Menapaki jadah 7 warna, Jadah disini terbuat dari beras ketan dicampur dengan parutan kelapa muda dengan ditambahi garam agar rasanya gurih. Dan 7 warna disini yaitu hitam, kuning, hijau, biru, merah, putih, jingga.
Warna² ini mempunyai makna sebagai berikut :
Putih = Watak Dasar
Biru = Jati Diri
Hijau = Lambang Kehidupan
Jingga = Matahari
Merah = Semangat
Kuning = Harapan tercapai cita2
Hitam = Keagungan
"Makna yang terkandung dalam jadah ini merupakan simbol kehidupan yang akan dilalui oleh si anak, mulai dia menapakkan kakinya pertama kali di bumi ini sampai dia dewasa, sedangkan warna-warna tersebut merupakan gambaran dalam kehidupan si anak akan menghapai banyak pilihan dan rintangan yang harus dilaluinya. jadah 7 warna disusun mulai dari warna yang gelap ke terang".
2. Selanjutnya si anak Menaiki Tangga, dimana tangga ini terbuat dari Tebu jenis Arjuna,yaitu tangga yang dibuat dari batang tebu merah hati dan dihiasi kertas warna- warni.. Hal ini dimaksudkan agar dalam menapaki (menjalani) hidupnya, apa yang di lakukan seorang anak diharapkan semakin meningkat. Dan mampu melewati halangan dan rintangan hidupnya kelak.
3. Kemudian di teruskan menapaki pasir, ini dimaksudkan agar dalam dalam menjalani hidupnya dia siap dengan halangan atau rintangan apapun yang menghadangnya.
4. Setelah menapaki pasir, anak di bimbing di sebuah kurungan ayam yang telah dihiasi dan didalamnya terdapat beberapa mainan, alat tulis, uang, hp, stetoskop dan sebagainya. Dan Kemudian anak di suruh mengambil barang yang di sukainya.
Dimana barang yang dipilih si anak merupakan gambaran dari kegemaran dan juga pekerjaan yang diminatinya kelak setelah dewasa.
5. Prosesi selanjutnya adalah sebar beras kuning yang telah dicampur dengan uang logam untuk di perebutkan (dalam hal ini yang menaburkan adalah di wakili bapaknya) , prosesi ini menggambarkan agar si anak kelak menjadi anak yang dermawan, suka bersedekah dalam lingkungannya.
6. Prosesi terakhir yaitu si anak dimandikan dengan bunga setaman ( kenapa diberi bunga?? .... mungkin jaman dulu belum ada minyak wangi mungkin yaaaa?? , agar ntuh air bisa wangi .. heheeheh ). Lalu mengenakan baju yang baru.
Tujuannya yaitu agar si anak tetap sehat, membawa nama harum bagi keluarga, punya kehidupan yang layak, makmur dan berguna bagi nusa bangsa.
Setelah dimandikan, si anak diganti bajunya dengan baju yang baru. Diacara ini, sianak diumpamakan ganti baju sampai 7 kali, dimakan dicari yang cocok di badangnya. Akhirnya baju yang terakhirlah yang cocok untuk dia .... huehhehheheeheeh.
Setelah semua Prosesi tersebut dilaksanakan, kemudian memotong Tumpeng yang di lengkapi dengan sayur urap (hidangan yang terbuat dari sayur kacang panjang, kangkung dan kecambah yang diberi bumbu kelapa yang telah dikukus atau disangrai)dan ayam.
Tumpeng melambangkan permohan orang tua kepada sang Maha Pencipta agar si anak kelak menjadi anak yang berguna, sayur kacang panjang bermakna simbol umur agar si anak berumur panjang, sayur kangkung bermakna dimanapun si anak hidup dia mampu tumbuh dan berkembang, sayur kecambah merupakan simbol kesuburan dan ayam mengartikan kelak si anak dapat hidup mandiri.
(Acara diatas diadakan di rumah keluarga Besar Bapak "Bachtiar Effendi Harahap") dimana yang melaksanakan "Tedak Siti" adalah Putra Pertama Beliau yang sudah di karuniai anak yang Bernama "Paslah"). Yang diadakan pada tanggal 05 April 2009, kurang lebih jam 11 siang. SemOga Paslah menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada Orang tua dan bangsa. Amin
mOdel "Tedak Siten":
"Billy Ramaulud Harahap beserta Istri dan putranya Paslah" (Keluarga Besar "Bachtiar Effendi Harahap")
Penulis : eppes
Minggu, April 05, 2009
Budaya Jawa "Tedak Siten"
Jadah 7 warna
Kurungan ayan dan beras ketan isi koin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wah , jadi inget-2 kecil saya :)
BalasHapusnanti kalo sudah menikah dan punya anak sama akan saya lakukan tradisi ini juga..
by the way, si kecilnya lucu :)
umur berapa thn ?
tks for share bro..
Sama² .. maaf baru balas ... :D
BalasHapusSaya lahir thn '64. Nurut crita alm ibu, saya jg menjalani prosesi ini. Namun dlm keseharian saya blum pernah menyaksikan acara tedak siten ini walaupun saya hidup di tanah dan budaya jawa. Memang budaya kita telah luntur. Marilah kita mencoba ikut melestarikan tradisi adi luhung kita. Matur suwun...
BalasHapusJangan sampai budaya ini hilang..ini adalh budaya turun menurun,,jangan biarkan budaya ini hilang dengan sia-sia..
BalasHapusHidup Tedak Sitenn............!!!!!
saya merekomendasikan hal ini wajib dilakukan karena ini sangat penting, kalau tidak dilaksanakan orang tua akan miskin dan sengsara! saat ini banyak kemiskinan karena menyepelekan adat kejawen..
BalasHapuswah, ini anaknya mas billy yg kedua ya? salam buat mas billy sekelurga ya, dari ucil... :D
BalasHapusIni anak bang wi yang pertama, dan bang billy masih punya satu anak ... :)
BalasHapustolong tuliskan puisi tentang tedak siten juga dong
BalasHapus